Mie (atau juga sering ditulis mie) adalah adonan tipis dan panjang yang telah digulung, dikeringkan, dan dimasak dalam air mendidih. Istilah ini juga merujuk kepada mi kering yang harus dimasak kembali dengan dicelupkan dalam air. Orang Italia, Tionghoa, dan Arab telah mengklaim bangsa mereka sebagai pencipta mi.
Mie merupakan salah satu makanan tersegar dan dapat di variasikan dalam bentuk apa saja, seperti Bakso, Spaghetti, Bihun, Dangmyeon,
Fettuccine, Ifu mie, Kwetiau
Linguine, Laksa Sarawak dari Malaysia dan lain sebagainya.
Dari berbagai daerah di Dunia Mie juga tersebar dalam berbagai macam variasi makanan, seperti di daerah Pontianak Kalimantan Barat, masyarakat di Daerahku mengenal Yam Mie, yaitu makanan khas yang Pontianak, terdiri dari mie kuning yang dimasak kemudian di beri berbagai macam lauk seperti irisan ikan goreng tepung, udang rebus, irisan daging ikan putih,dan banyak lagi.
Salah satu Yam Mie Favoriteku adalah Yam Mie A Hui / O Tie alamat jalan Teuku Umar masuk lorong Depan Ultima Computer, tak jauh dari Bank BRI Syariah Teuku Umar, dengan harga berkisar Rp. 10. 000 Rp. 16. 000 rupiah kita bisa menikmati mie dengan kuah yang segar, Di taburi berbagai macam Sea Food, seperti hengkeng, Bakso Ikan, Pangsit dengan semangkuk mie yang penuh. Dan kuah yang terpisah membuat hidangan ini tiada duanya.
Sabtu, 31 Agustus 2013
Contoh Review Film The Conjuring
akhirnya dapat juga aku menonton film The Conjuring pada Hari Selasa, 06 Agustus 2013, meski para penonton masih tetap full tapi kebagian juga tiketnya duduk di bagian paling ujung Row B (B22)
Well, anyway sekilas film ini mirip dengan Paranormal Activity dengan memanfaatkan momentum ketegangan yang lebih berdasarkan kekuatan gaib, awalnya bau-bauan, teror kematian Sidley (anjing kesayangan keluarga perron), pecah-pecahan, pintu yang dibanting hingga akhirnya Batshaseba menunjukkan dirinya pertama kali di atas lemari.
Bisa dikatakan The Conjuring merupakan film horror terseram yang putar di tahun 2013, jujur selama menonton film ini celana panjang akuterasa ada yang memainkan, selama pemutaran film ini pula tak henti-hentinya kedua jari telunjuk aku menutup kuping kanan dan kiri karena ketakutan dengan mata sedikit di pejamkan.
Salah satu momen scene yang membuat aku teriak adalah saat Lorraine menarik tali tambang di dalam sebuah ruangan, setelah itu dia terjatuh dan menemukan Mayat Bathseba yang tergantung diri.
Tak henti-hentinya pula urat nadiku merasa tegang saat menonton film ini, Film ini lebih menekankan ke arah seram yang alami dan tidak dibuat-buat. siapa yang tidak terkejut saat ada adegan fade to black tiba-tiba muncul sosok yang menyeramkan berulang kali
Well, anyway sekilas film ini mirip dengan Paranormal Activity dengan memanfaatkan momentum ketegangan yang lebih berdasarkan kekuatan gaib, awalnya bau-bauan, teror kematian Sidley (anjing kesayangan keluarga perron), pecah-pecahan, pintu yang dibanting hingga akhirnya Batshaseba menunjukkan dirinya pertama kali di atas lemari.
Bisa dikatakan The Conjuring merupakan film horror terseram yang putar di tahun 2013, jujur selama menonton film ini celana panjang akuterasa ada yang memainkan, selama pemutaran film ini pula tak henti-hentinya kedua jari telunjuk aku menutup kuping kanan dan kiri karena ketakutan dengan mata sedikit di pejamkan.
Salah satu momen scene yang membuat aku teriak adalah saat Lorraine menarik tali tambang di dalam sebuah ruangan, setelah itu dia terjatuh dan menemukan Mayat Bathseba yang tergantung diri.
Tak henti-hentinya pula urat nadiku merasa tegang saat menonton film ini, Film ini lebih menekankan ke arah seram yang alami dan tidak dibuat-buat. siapa yang tidak terkejut saat ada adegan fade to black tiba-tiba muncul sosok yang menyeramkan berulang kali
Jumat, 30 Agustus 2013
Antara Sahabat dan Cinta
" Maafkan aku teman
Aku takkan bisa menjadi kekasih
Bagi pacarmu
Meskipun itu Permintaan terakhirmu
Untukku...."
Kalimat itulah yang menjadi isi hatiku saat ini. Ya, semenjak Tommy seorang sahabatku meninggal dunia, akibat Leukimia yang telah lama ia alami.
Aku telah mengenalnya semenjak tiga tahun yang lalu. Kala itu aku duduk semester akhir di sebuah Perguruan Tinggi Swasta di Kota Gudeg Jogjakarta.
Namaku Jhonny, saat ini aku bekerja di salah satu perusahaan house (PH) yang berada di Jakarta. Sebelumnya aku kuliah di Fakultas Ilmu Komputer dan aku mengambil jurusan Manajemen Informatika. Namun rasa cintaku terhadap seni membuatku untuk memilih mendalami multimedia. Satu hal yang membuatku tertarik dengan Multimedia adalah animasi, CGI (Computer Graphic Interface), Editing Video dan lain sebagainya.
Ketika kuliah aku ngekost di Jalan Gejayan. Dengan pertimbangan hal ini lebih dekat dengan kampusku. Perkenalanku dengan Tommy dimulai dalam suatu Malam. Kala itu cacing perutku sudah meronta-ronta, sementara jarum jam telah menunjukkan pukul 01.00 Dini hari, sialnya uangku hanya tinggal tiga ratus ribu rupiah, aku belum mendapat kiriman dari orang tuaku. Dan lebih naasnya lagi uang tiga ratus ribu rupiah itu sebenarnya digunakan untuk membayar Uang Semester ku.
Otakku berfikir bagaimana caranya agar aku bisa mengisi perutku dan membuat mereka tertawa bahagia.
"Ah, Sial" Kataku dalam hati
Dengan tekadku yang kuat, dan tanpa pertimbangan lagi akhirnya aku hidupkan sepeda motorku, untuk mencari warung Burjo (Bubur Kacang Ijo) di dekat kostku.
" Mungkin semangkuk Intel (Indomie Telor) goreng mampu membuat perutku merasa tentram" begitulah pikirku
Tak jauh dari kostku aku menemukan warung Burjo yang masih buka, warung ini biasanya adalah langgananku untuk santai, makan, dan biasanya aku juga hutang di warung ini. Mungkin kalian sudah tahu alasanku hutang.
Malam itu Aku memesan semangkuk Mie Instant dan Es Teh
"Kang, hutang ya, belom dapat gajian nich dari ortu" kataku dengan teriak
"Bayarnya kapan atuh, hutang melulu" kata penjaga Warung
"Besok deh, aku janji" kataku
Aku duduk di sebuah meja dimana tepat berhadapan dengan seseorang pria yang mungkin sebaya denganku, pria dengan berkacamata itu hanya tersenyum dengan lesung pipitnya.
"Lagi Bokek, ya" katanya
"Ya nich mas" kataku
"Ya udah ntar tak bayarin" katanya dengan logat jawa yang medok
"Hatur Nuwun mas" Kataku sambil tersenyum
"Tinggal dimana mas" katanya lagi
"Di Gejayan"
"Oh ya, Kenalkan nama saya Tommy, disini kuliah ya" Katanya
"Ya, namaku Jhonny aku asal Kalimantan" kataku
Tak lama kemudian akhirnya terjadilah pembicaraanku dengan Tommy, dia adalah seseorang sutradara film indie dan berasal dari keturunan ningrat. Aku pun mengenali diriku sebagai seorang mahasiswa yang mendalami ilmu editing (multimedia) Lalu kami saling tukar nomor handphone.
"Ah, alhamdulillah Jika aku tidak bertemu dengannya aku tidak tahu bagaimana caranya agar aku bisa membayar uang SPP Kuliahku besok" Kataku dalam hati
Keesokan harinya aku mendapat SMS dari Tommy,
"Hallo Dab, Piye kabare, Oh, ya aku ono film indie, Filmnya belum tak edit, soal e aku sibuk, Jadi aku harap kamu bisa mengedit filmku ini. Nanti kamu kerumahku aja ntar kamu tak jemput. Kost mu dimana"
Aku membalas SMS tersebut
"Aku masih di Kampus nih, Masih ada kuliah ntar kalo aku pulang aku sms kamu, Oke Dab"
Lalu dia membalas SMS dariku
"Oke"
Ketika aku pulang kekost, aku tak lupa untuk sms Tommy
"Bro, aku udah nyampe di kost"
Sekitar tiga jam aku tunggu di kost akhirnya Tommy menjemputku, dan membawaku kerumahnya.
Tommy bagiku adalah sosok orang yang ramah, supel, dia bisa bergaul dengan siapa saja, tak peduli kaya atau pun miskin. Ini adalah film indieku yang pertama kalinya aku garap. Jadi aku pun tidak bisa sembarangan dalam mengedit scene-scene yang telah ada di PC Tommy, aku harus berhati-hati. Oleh sebab itulah aku banyak bertanya kepada Tommy.
Tommy orangnya murah tersenyum.
Tak terasa setahun lamanya aku menjadi sahabat Tommy. Dia sering melibatkanku didalam produksi - produksi filmnya, entah aku sebagai kameraman, lighting, editing, computer graphic dan lain sebagainya.
Tommy adalah seorang teman yang memiliki segudang ilmu pengetahuan perfilman tak jarang pula aku sering ditraktir olehnya untuk menonton film di Bioskop maupun DVD. Bagiku dia sudah lebih dari seorang sahabat. Mungkin dia adalah kakak bagiku. Orang tua Tommy amat ramah kepadaku, meskipun mereka sering ke Jakarta.
Jujur ku akui, aku sering ikut berbagai festival film Indie bersama Tommy. Terkadang kami menang dan terkadang pula kalah. Terkadang juara satu dan terkadang pula tersisih di penyisihan. Tapi bagi kami persahabatan mengalahkan segala-galanya
Hanya satu kekuranganku dengan Tommy, Tommy memiliki seorang pacar yang bernama Lisa. Orangnya cantik, sedangkan aku satu pun aku tak memiliki kekasih. Ingin sekali harapanku memiliki kekasih namun tak terwujud. Tapi itu tak masalah bagiku.
Yang terpenting bagiku adalah persahabatan, dari persahabatan ini secara tanpa kusadari aku bisa memiliki penghasilan yang tak kukira datangnya. Ya dari hasil jual filmlah. Karena bagi kami film dapat menjadi hal komoditas yang berharga.
Hingga suatu malam ketika aku menginap dirumahnya secara tiba-tiba Tommy bertanya kepadaku
"Dab, kamu kok gak punya pacar sih, seandainya aku udah gak ada kamu mau gak jadi Pacar e Lisa"
Pertanyaan itu amat menyentakku
"Maksud Loe, apa nich Tom"
"Kamu, tahu gak kalo umur kita itu gak ada yang tahu, Aku juga ndak tahu umurku sampe berapa, Dab, koe wes tak anggap kayak sodara sendiri, koe udah tak anggap kayak adikku sendiri."
"Gua gak ngerti maksud loe"
"Yo wes, jujur wae, aku ngerasakan kalo aku semakin hari semakin lemah, aku udah ndak kayak yang dulu lagi, aku bukan Tommy yang kamu kenal, Aku Uhuk..Uhuk...Uhuk..."
"Loe kenapa Tom"
Aku terkejut ternyata dari Mulut Tommy mengeluarkan darah
"Tom, Loe sakit"
Tommy hanya terdiam
"Loe Jawab Pertanyaan Gue"
Tommy hanya mengangguk
"Sebenarnya udah lama aku sakit seperti ini. Waktu aku kecil aku pernah terkena Leukimia, Aku udah gak kuat lagi, kalo aku gak ada kamu mau jadi pacarnya lisa"
"Gue bakal antar loe ke rumah sakit, loe harus kuat Tom"
Sentak aku menghentikan pekerjaanku dirumahnya Dengan sepeda motorku aku mengantar Tommy Ke Rumah Sakit Bethesda. Kutelepon orang tua Tommy, dan mengatakan bahwa kondisinya sudah gawat. Keesokan harinya, kedua orang tua Tommy telah tiba di bandara lalu dijemput olehku dan juga Lisa. Kami langsung menuju Rumah Sakit Bethesda, dan di ruang dimana Tommy dirawat.
Tangis keluarga pun menjadi-jadi. Kugenggam tangan Tommy erat-erat. Seorang dokter mengatakan bahwa kondisi Tommy Sudah Koma. Dan kritis.
Tommy membisikku untuk terakhir kalinya
" Jhon, tolong Jaga Lisa baik-baik ini adalah permintaan terakhirku, aku minta jadilah kamu seorang moviemaker yang handal" katanya secara terbata-bata
"Ya, Gue berjanji"
Tak lama kemudian dia menghembuskan nafas terakhirnya. Oh Tuhan aku kehilangan seorang sahabat yang penting dalam hidupku. Mengapa cepat engkau memanggil sahabatku. Entah dimana kudapatkan sahabat seperti dia.
Di hari pemakamannya tak kuasa aku menahan tangis isak air mataku, Teman jujur aku katakan bahwa aku tak mencintai Lisa, aku terlanjur menganggapnya sebagai sahabatku. Aku merasa berdosa pada Tommy yang tak bisa memenuhi janjinya guna menjadi pengganti dirinya didalam kehidupan Lisa.
Keesokan harinya aku ajak Lisa di sebuah kafe. Lalu Aku akan mencoba berkata jujur kepada Lisa.
"Lis, aku minta maaf kepadamu, kalau aku gak bisa menjadi pengganti Tommy di kehidupanmu."
"Kamu masih punya hati gak sih, kamu sempat bicara seperti itu. Aku gak ngerti deh maksudmu apa" Kata Lisa
"Jujur Tommy memintaku untuk jadi penggantinya. Pengganti pacarmu tapi maaf aku sudah punya pacar lain yang bernama..."
"Stop, Kamu ternyata gak berterima kasih kepada Tommy, Kamu selama ini kuanggap sebagai saudara ternyata berkhianat di belakang Tommy Dan..." Kata Lisa
"Aku belum selesai bicara, apa kamu sudah memiliki hati kepadaku, apa artinya pacaran jika tanpa dilandasi cinta" Kataku
"Seandainya Tommy masih hidup mungkin dia menyesal punya saudara angkat sepertimu" Katanya lagi
"Lisa, Please Kamu ingin jadi pacarku karena kamu sebenarnya masih cinta Tommy. Jujur aku rasa Tommy mengerti kalau tanpa cinta suatu hubungan takkan pernah berhasil, dan mungkin dia maklumi di alam baka sana"
Lisa hanya diam terpaku
"Begini aja deh, kalau kamu mau, yah jujur aku juga gak tega membayangkannya. Aku mohon carilah pengganti diriku, yang lebih baik dariku, kurasa kamu akan menemukannya."
Lisa mengangguk setuju, aku tahu dia terluka karena ucapanku, kulihat air matanya jatuh berlinang. Kuusap airmatanya
"Kita masih bisa bersahabat" ucapku
Teman, saat ini kenangan itu masih membekas di benakku, paling tidak hingga kutuliskan sebuah puisi diatas sebagai ungkapan hatiku mengenang sahabatku.
" Maafkan aku teman
Aku takkan bisa menjadi kekasih
Bagi pacarmu
Meskipun itu Permintaan terakhirmu
Untukku...."
Jakarta 20 - Juni - 2007
Cerita ini pernah masuk ke Koran Pontianak Post, Bulan Februari 2010
Menikmati suasana ala tiongkok rasa Indonesia di Singkawang
Nama unik kota Singkawang mempunyai beberapa asal-usul
Ada yang mengatakan bahwa nama Singkawang diambil dari nama tanaman yaitu "TENGKAWANG" yang terdapat di wilayah hutan tropika.Dalam versi orang cina atau Tionghua dari suku "KHEK/HAKKA" kata Singkawang berasal dari kata Sau Kew Jong yang berarti kota yang terletak diantara laut,muara,gunung,dan sungai.Orang tinghoa tersebut tidak berlebihan, kenapa tidak ?,karena Sebelah barat kota Singkwang berbatasan dengan laut natuna,Sebelah selatan dan timur koya Singkawang berbatasan dengan Gunung Roban, Pasi, Raya,dan Gunung Poteng, sedangkan di tengah-tengah kota Singkawang sungai yang mengalir ke laut natuna.
Awalnya Singkawang merupakan sebuah desa bagian dari wilayah kesultanan Sambas, Desa Singkawang sebagai tempat singgah para pedagang dan penambang emas dari Monterado. Para penambang dan pedagang yang kebanyakan berasal dari negeri China, sebelum mereka menuju Monterado terlebih dahulu beristirahat di Singkawang, sedangkan para penambang emas di Monterado yang sudah lama sering beristirahat di Singkawang untuk melepas kepenatannya dan Singkawang juga sebagai tempat transit pengangkutan hasil tambang emas (serbuk emas). Waktu itu, mereka (orang Tionghoa) menyebut Singkawang dengan kata San Keuw Jong (Bahasa Hakka), mereka berasumsi dari sisi geografis bahwa Singkawang yang berbatasan langsung dengan laut Natuna serta terdapat pengunungan dan sungai, dimana airnya mengalir dari pegunungan melalui sungai sampai ke muara laut. Melihat perkembangan Singkawang yang dinilai oleh mereka yang cukup menjanjikan, sehingga antara penambang tersebut beralih profesi ada yang menjadi petani dan pedagang di Singkawang yang pada akhirnya para penambang tersebut tinggal dan menetap di Singkawang.
Tempat Wisata di Singkawang
Pantai Pasir Panjang
Pantai Pasir Panjang telah lama menjadi tempat rekreasi yang terkenal, menghadap ke laut Natuna serta beberapa pulau kecil di sekitarnya, antara lain pulau Lemukutan, pulau Kabung dan Pulau Randayan. Perahu-perahu kecil dan speed boat dapat disewa di sini untuk menuju ke pulau-pulau tersebut.Sebagai sebuah tempat rekreasi, obyek wisata ini telah dilengkapi dengan berbagai fasilitas penunjang serta di sekitar pantai telah banyak hotel, cottage, toko-toko, diskotik dan fasilitas-fasilitas lainnya tersedia bagi wisatawan. Tempat ini sangat cocok bagi orang-orang yang menyukai olahraga renang, memancing, menyelam dan ski air atau berselancar. Pantai Pasir Panjang berada di Kecamatan Tujuhbelas, hanya 17 km dari pusat kota Singkawang. Kondisi jalan masuk telah beraspal dan dapat dilewati oleh kendaraan roda empat. Sarana transportasi dari dan ke Pasir Panjang berupa kendaraan umum, taksi, minibus maupun kendaraan pribadi. Hamparan pasir putih dan bebatuan yang memanjang disertai hembusan angin dan deburan ombak yang aman sebagai kawasan pemandian, suasana Pasir Panjang akan terasa pada saat matahari terbit dan tenggelam di cakrawala. Dengan ditemani deretan Gunung Besi dan pepohonan yang menaunginya semakin menambah keelokan dan kekhasan wilayah wisata ini. Fasilitas yang lengkap dan nyaman dapat anda rasakan saat berwisata atau berlibur ke pantai Pasir Panjang ini. Mulai penginapan, kolam renang keluarga, tempat bermain anak-anak, warung-warung makan hingga fasilitas olahraga seperti motorcross, road race dan gokart. Anda dapat pula memancing langsung ke kawasan laut.
Taman Bukit Bougenville
Merupakan taman bunga yang terletak di sebelah selatan, tepatnya di Desa Sijangkung dan berjarak ± 6 km dari kota Singkawang. Posisinya terletak di kaki bukit berlatar belakang Gunung Pasi dan dikelilingi areal hutan dan perkebunan. Taman ini memiliki luas 1,5 ha, walaupun bunga Bougenville yang menjadi tampilan utama, namun terdapat pula beragam bunga-bunga lainnya dan penataan taman yang asri untuk dapat dinikmati keluarga dan muda-mudi. Fasilitas yang disediakan untuk pengunjung relatif telah memberikan kesan "kenyamanan" untuk dinikmati, mulai dari sarana publik seperti tempat parkir, musholla, pondok-pondok tempat bersantai, rest room, cafetaria, kolam renang mini untuk anak-anak hingga hutan homogen yang dinamakan "Area Super Sejuk" dan dapat digunakan untuk area fotografi pengantin, alam dan sebagainya. Dilengkapi keramahan yang menyapa anda dari tiap ruang hingga sajian menu sesuai selera. Datang dan biarkan mata serta jiwa anda menikmati indahnya panorama alam di Taman Bukit Bougenville.
Pasar Hong Kong
Jika anda merasa lapar di malam hari bukanlah persoalan, karena deretan gerobak yang menjual berbagai jenis makanan di pasar Hong Kong siap menuntaskannya. Pasar Hong Kong adalah sebutan orang-orang Singkawang untuk jalan Bawal dan sekitarnya di malam hari. Di pagi dan siang harinya, lokasi ini hanyalah jalan biasa tempat berlalu lalang berbagai kendaraan, namun ketika malam tiba akan dipadati gerobak-gerobak yang menjual berbagai jenis makanan.
Perayaan Cap Go Meh
Tahun baru Imlek muncul dari tradisi masyarakat Tiongkok yang dianggap sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas panenan dan sekaligus harapan agar musim berikutnya memperoleh hasil yang lebih baik. Imlek selalu dirayakan selama 15 hari berturut-turut dan hari puncak ke-15 disebut dengan Cap Go Meh. Dalam tradisi Tionghoa berarti malam ke-15 yang merupakan puncak perayaan Imlek dan Cap Go Meh dirayakan secara khusus. Kalau mau ditelaah lebih jauh, Cap Go Meh di Indonesia sendiri merupakan perpaduan budaya Tiongkok dan Indonesia, yakni adanya lontong Cap Go Meh. Lontong adalah makanan asli Indonesia, sedangkan Cap Go Meh adalah tradisi yang lahir dari Imlek.
Puncak acara Imlek atau Cap Go Meh ini dimaksud untuk menangkal gangguan atau kesialan di masa mendatang. Pengusiran roh-roh jahat dan peniadaan kesialan dalam Cap Go Meh disimbolkan dalam pertunjukan Tatung. Tatung adalah media utama Cap Go Meh. Atraksi Tatung dipenuhi dengan mistik dan menegangkan, karena banyak orang kesurupan dan orang-orang inilah yang disebut Tatung. Upacara pemanggilan tatung dipimpin oleh pendeta yang sengaja mendatangkan roh orang yang sudah meninggal untuk merasuki Tatung. Roh-roh yang dipanggil diyakini sebagai roh-roh baik yang mampu menangkal roh jahat yang hendak mengganggu keharmonisan hidup masyarakat. Roh-roh yang dipanggil untuk dirasukkan ke dalam Tatung diyakini merupakan para tokoh pahlawan dalam legenda Tiongkok, seperti panglima perang, hakim, sastrawan, pangeran, pelacur yang sudah bertobat dan orang suci lainnya.
Roh-roh yang dipanggil dapat merasuki siapa saja, tergantung apakah para pemeran Tatung memenuhi syarat dalam tahapan yang ditentukan pendeta. Para Tatung diwajibkan berpuasa selama tiga hari sebelum hari perayaan yang maksudnya agar mereka berada dalam keadaan suci sebelum perayaan.
Dalam atraksi Tatung yang sudah dirasuki roh orang meninggal bertingkah aneh, ada yang menginjak-injak sebilah mata pedang atau pisau, ada pula yang menancapkan kawat-kawat baja runcing ke pipi kanan hingga menembus pipi kiri. Anehnya para Tatung itu sedikit pun tidak tergores atau terluka. Beberapa Tatung yang lain dengan lahapnya memakan hewan atau ayam hidup-hidup lalu meminum darahnya yang masih segar dan mentah.
Di Singkawang banyak pribumi atau orang Dayak yang juga turut serta menjadi Tatung, mereka terdorong berpartisipasi karena ritual Tatung mirip upacara adat Dayak. Sejak pertama kali datang ke Singkawang masyarakat Tionghoa telah menjalin persahabatan erat dengan penduduk pribumi khususnya suku Dayak. Karena itu tidak ada kecanggungan di antara kedua etnis ini. Dahulunya Singkawang merupakan tempat transit para penambang emas yang berasal dari Tiongkok. Gelombang migrasi besar-besaran pada tahun 1760, membawa masyarakat suku Tionghoa Hakka dari Guangdong China selatan yang mendarat di Pulau Kalimantan. Mereka menetap untuk dipekerjakan sebagai kuli tambang emas dan intan di monterado, Kalimantan Barat. Meski secara fisik maupun budaya ada yang berasimilasi dengan penduduk pribumi, mereka juga tetap mempertahankan adat istiadat leluhur yang dipertahankan hingga kini. Karena pada umumnya mereka penganut Kong Hu Cu dan Buddha maka perayaan Tahun Baru China menjadi tradisi istimewa yang senantiasa mereka rayakan.
Di era Orde Baru perayaan Imlek khususnya ritual Tatung dilarang dipertontonkan di depan umum. Tetapi di era reformasi mantan Presiden Gus Dur mengizinkan kembali, bahkan pemerintahan berikutnya Megawati Soekarnoputri mengesahkan dalam bentuk undang-undang. Dengan demikian warga Tionghoa di Singkawang khususnya menjadi lebih leluasa untuk menjalankan tradisi atau upacara keagamaan mereka. Di dunia pariwisata, Tatung berpotensi untuk menarik turis dalam negeri dan mancanegara. Selain mengangkat nama Singkawang di dunia internasional, Tatung juga ikut meningkatkan perekonomian daerah setempat.
http://adirafacesofindonesia.com/article.htm/159/
Artikel ini masuk ke salah satu pemenang writing contest Adira Faces Of Indonesia 2012, dan memenangkan uang tunai 2 juta rupiah
Ada yang mengatakan bahwa nama Singkawang diambil dari nama tanaman yaitu "TENGKAWANG" yang terdapat di wilayah hutan tropika.Dalam versi orang cina atau Tionghua dari suku "KHEK/HAKKA" kata Singkawang berasal dari kata Sau Kew Jong yang berarti kota yang terletak diantara laut,muara,gunung,dan sungai.Orang tinghoa tersebut tidak berlebihan, kenapa tidak ?,karena Sebelah barat kota Singkwang berbatasan dengan laut natuna,Sebelah selatan dan timur koya Singkawang berbatasan dengan Gunung Roban, Pasi, Raya,dan Gunung Poteng, sedangkan di tengah-tengah kota Singkawang sungai yang mengalir ke laut natuna.
Awalnya Singkawang merupakan sebuah desa bagian dari wilayah kesultanan Sambas, Desa Singkawang sebagai tempat singgah para pedagang dan penambang emas dari Monterado. Para penambang dan pedagang yang kebanyakan berasal dari negeri China, sebelum mereka menuju Monterado terlebih dahulu beristirahat di Singkawang, sedangkan para penambang emas di Monterado yang sudah lama sering beristirahat di Singkawang untuk melepas kepenatannya dan Singkawang juga sebagai tempat transit pengangkutan hasil tambang emas (serbuk emas). Waktu itu, mereka (orang Tionghoa) menyebut Singkawang dengan kata San Keuw Jong (Bahasa Hakka), mereka berasumsi dari sisi geografis bahwa Singkawang yang berbatasan langsung dengan laut Natuna serta terdapat pengunungan dan sungai, dimana airnya mengalir dari pegunungan melalui sungai sampai ke muara laut. Melihat perkembangan Singkawang yang dinilai oleh mereka yang cukup menjanjikan, sehingga antara penambang tersebut beralih profesi ada yang menjadi petani dan pedagang di Singkawang yang pada akhirnya para penambang tersebut tinggal dan menetap di Singkawang.
Tempat Wisata di Singkawang
Pantai Pasir Panjang
Pantai Pasir Panjang telah lama menjadi tempat rekreasi yang terkenal, menghadap ke laut Natuna serta beberapa pulau kecil di sekitarnya, antara lain pulau Lemukutan, pulau Kabung dan Pulau Randayan. Perahu-perahu kecil dan speed boat dapat disewa di sini untuk menuju ke pulau-pulau tersebut.Sebagai sebuah tempat rekreasi, obyek wisata ini telah dilengkapi dengan berbagai fasilitas penunjang serta di sekitar pantai telah banyak hotel, cottage, toko-toko, diskotik dan fasilitas-fasilitas lainnya tersedia bagi wisatawan. Tempat ini sangat cocok bagi orang-orang yang menyukai olahraga renang, memancing, menyelam dan ski air atau berselancar. Pantai Pasir Panjang berada di Kecamatan Tujuhbelas, hanya 17 km dari pusat kota Singkawang. Kondisi jalan masuk telah beraspal dan dapat dilewati oleh kendaraan roda empat. Sarana transportasi dari dan ke Pasir Panjang berupa kendaraan umum, taksi, minibus maupun kendaraan pribadi. Hamparan pasir putih dan bebatuan yang memanjang disertai hembusan angin dan deburan ombak yang aman sebagai kawasan pemandian, suasana Pasir Panjang akan terasa pada saat matahari terbit dan tenggelam di cakrawala. Dengan ditemani deretan Gunung Besi dan pepohonan yang menaunginya semakin menambah keelokan dan kekhasan wilayah wisata ini. Fasilitas yang lengkap dan nyaman dapat anda rasakan saat berwisata atau berlibur ke pantai Pasir Panjang ini. Mulai penginapan, kolam renang keluarga, tempat bermain anak-anak, warung-warung makan hingga fasilitas olahraga seperti motorcross, road race dan gokart. Anda dapat pula memancing langsung ke kawasan laut.
Taman Bukit Bougenville
Merupakan taman bunga yang terletak di sebelah selatan, tepatnya di Desa Sijangkung dan berjarak ± 6 km dari kota Singkawang. Posisinya terletak di kaki bukit berlatar belakang Gunung Pasi dan dikelilingi areal hutan dan perkebunan. Taman ini memiliki luas 1,5 ha, walaupun bunga Bougenville yang menjadi tampilan utama, namun terdapat pula beragam bunga-bunga lainnya dan penataan taman yang asri untuk dapat dinikmati keluarga dan muda-mudi. Fasilitas yang disediakan untuk pengunjung relatif telah memberikan kesan "kenyamanan" untuk dinikmati, mulai dari sarana publik seperti tempat parkir, musholla, pondok-pondok tempat bersantai, rest room, cafetaria, kolam renang mini untuk anak-anak hingga hutan homogen yang dinamakan "Area Super Sejuk" dan dapat digunakan untuk area fotografi pengantin, alam dan sebagainya. Dilengkapi keramahan yang menyapa anda dari tiap ruang hingga sajian menu sesuai selera. Datang dan biarkan mata serta jiwa anda menikmati indahnya panorama alam di Taman Bukit Bougenville.
Pasar Hong Kong
Jika anda merasa lapar di malam hari bukanlah persoalan, karena deretan gerobak yang menjual berbagai jenis makanan di pasar Hong Kong siap menuntaskannya. Pasar Hong Kong adalah sebutan orang-orang Singkawang untuk jalan Bawal dan sekitarnya di malam hari. Di pagi dan siang harinya, lokasi ini hanyalah jalan biasa tempat berlalu lalang berbagai kendaraan, namun ketika malam tiba akan dipadati gerobak-gerobak yang menjual berbagai jenis makanan.
Perayaan Cap Go Meh
Tahun baru Imlek muncul dari tradisi masyarakat Tiongkok yang dianggap sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas panenan dan sekaligus harapan agar musim berikutnya memperoleh hasil yang lebih baik. Imlek selalu dirayakan selama 15 hari berturut-turut dan hari puncak ke-15 disebut dengan Cap Go Meh. Dalam tradisi Tionghoa berarti malam ke-15 yang merupakan puncak perayaan Imlek dan Cap Go Meh dirayakan secara khusus. Kalau mau ditelaah lebih jauh, Cap Go Meh di Indonesia sendiri merupakan perpaduan budaya Tiongkok dan Indonesia, yakni adanya lontong Cap Go Meh. Lontong adalah makanan asli Indonesia, sedangkan Cap Go Meh adalah tradisi yang lahir dari Imlek.
Puncak acara Imlek atau Cap Go Meh ini dimaksud untuk menangkal gangguan atau kesialan di masa mendatang. Pengusiran roh-roh jahat dan peniadaan kesialan dalam Cap Go Meh disimbolkan dalam pertunjukan Tatung. Tatung adalah media utama Cap Go Meh. Atraksi Tatung dipenuhi dengan mistik dan menegangkan, karena banyak orang kesurupan dan orang-orang inilah yang disebut Tatung. Upacara pemanggilan tatung dipimpin oleh pendeta yang sengaja mendatangkan roh orang yang sudah meninggal untuk merasuki Tatung. Roh-roh yang dipanggil diyakini sebagai roh-roh baik yang mampu menangkal roh jahat yang hendak mengganggu keharmonisan hidup masyarakat. Roh-roh yang dipanggil untuk dirasukkan ke dalam Tatung diyakini merupakan para tokoh pahlawan dalam legenda Tiongkok, seperti panglima perang, hakim, sastrawan, pangeran, pelacur yang sudah bertobat dan orang suci lainnya.
Roh-roh yang dipanggil dapat merasuki siapa saja, tergantung apakah para pemeran Tatung memenuhi syarat dalam tahapan yang ditentukan pendeta. Para Tatung diwajibkan berpuasa selama tiga hari sebelum hari perayaan yang maksudnya agar mereka berada dalam keadaan suci sebelum perayaan.
Dalam atraksi Tatung yang sudah dirasuki roh orang meninggal bertingkah aneh, ada yang menginjak-injak sebilah mata pedang atau pisau, ada pula yang menancapkan kawat-kawat baja runcing ke pipi kanan hingga menembus pipi kiri. Anehnya para Tatung itu sedikit pun tidak tergores atau terluka. Beberapa Tatung yang lain dengan lahapnya memakan hewan atau ayam hidup-hidup lalu meminum darahnya yang masih segar dan mentah.
Di Singkawang banyak pribumi atau orang Dayak yang juga turut serta menjadi Tatung, mereka terdorong berpartisipasi karena ritual Tatung mirip upacara adat Dayak. Sejak pertama kali datang ke Singkawang masyarakat Tionghoa telah menjalin persahabatan erat dengan penduduk pribumi khususnya suku Dayak. Karena itu tidak ada kecanggungan di antara kedua etnis ini. Dahulunya Singkawang merupakan tempat transit para penambang emas yang berasal dari Tiongkok. Gelombang migrasi besar-besaran pada tahun 1760, membawa masyarakat suku Tionghoa Hakka dari Guangdong China selatan yang mendarat di Pulau Kalimantan. Mereka menetap untuk dipekerjakan sebagai kuli tambang emas dan intan di monterado, Kalimantan Barat. Meski secara fisik maupun budaya ada yang berasimilasi dengan penduduk pribumi, mereka juga tetap mempertahankan adat istiadat leluhur yang dipertahankan hingga kini. Karena pada umumnya mereka penganut Kong Hu Cu dan Buddha maka perayaan Tahun Baru China menjadi tradisi istimewa yang senantiasa mereka rayakan.
Di era Orde Baru perayaan Imlek khususnya ritual Tatung dilarang dipertontonkan di depan umum. Tetapi di era reformasi mantan Presiden Gus Dur mengizinkan kembali, bahkan pemerintahan berikutnya Megawati Soekarnoputri mengesahkan dalam bentuk undang-undang. Dengan demikian warga Tionghoa di Singkawang khususnya menjadi lebih leluasa untuk menjalankan tradisi atau upacara keagamaan mereka. Di dunia pariwisata, Tatung berpotensi untuk menarik turis dalam negeri dan mancanegara. Selain mengangkat nama Singkawang di dunia internasional, Tatung juga ikut meningkatkan perekonomian daerah setempat.
http://adirafacesofindonesia.com/article.htm/159/
Artikel ini masuk ke salah satu pemenang writing contest Adira Faces Of Indonesia 2012, dan memenangkan uang tunai 2 juta rupiah
HALIMAH SANG JUGUNIANFU
Halimah seorang pejuang Jugun Ianfu (Oleh: Tio Mahmudin Priyo Setioko)
14 Maret 2010 pukul 18:59
Waktu sudah menunjukkan pukul sembilan pagi, Jam Besuk di Rumah sakit Antonius Pontianak Kalimantan Barat masih dibuka Hingga pukul Sebelas.
Disebuah kamar lantai Dua tepatnya di ruang UGD terdapatlah seorang nenek renta yang sudah tak mampu untuk berjalan, mungkin detik-detik ajalnya sudah semakin mendekat. Ia didampingi seorang cucunya yang setia mendampinginya semenjak kemarin.
Halimah nama wanita itu, usianya sudah renta, mungkin sekitar tujuh puluh tahun. Bicaranya hanya sepatah-patah, nafasnya mungkin sudah tersengal-sengal. Suaminya telah lama tiada., ia memiliki tiga orang anak dua orang putra satu orang putri, semuanya telah berkeluarga dan tinggal bersama suami atau istri mereka. Mereka semua tinggal di Jakarta, dia hanya satu orang cucu yang tinggal satu rumah bersamanya.
Nama cucunya adalah nani. Dia saat ini berstatus sebagai mahasiswa di sebuah perguruan tinggi di kota Pontianak. Nani telah menghubungi orang tuanya dan dia akan tiba ke Pontianak Malam nanti.
*****
Nani duduk di samping Halimah neneknya yang sedang terbaring. Perasaannya amat sedih, karena ia amat menyayangi neneknya itu.
Tiba-tiba Sang Nenek meminta nani untuk mendekat kepadanya, ia ingin menceritakan sesuatu kepada cucunya itu Sebuah cerita yang cukup lama. Matanya menerawang, ia berusaha mengingat sebuah peristiwa puluhan tahun yang lalu ketika ia masih muda.
“Dahulu aku adalah seorang anak petani, dan hidup kami amat bahagia meskipun dahulu tidak secanggih sekarang. Namun aku bersyukur akan apa yang terjadi” katanya mengawali kisah
"Hingga suatu saat Jepang hadir dengan iming-iming mereka Tiga A. Namun bagiku itu hanyalah bualan belaka. Sebab mereka sama saja dengan Belanda. Rakus dan ingin menghabiskan kekayaan rakyat. Peristiwa itu terjadi di tahun 1942. Usiaku masih 17 tahun.
Semula kami mengira mereka akan memerdekakan kami, sebab ketika mereka datang para kompeni Belanda menyerah, mereka pergi meninggalkan kota kita. Namun apa yang kami harapkan menjadi sia-sia, semuanya tidak terbukti benar.
Banyak teman-teman seumuranku terpaksa menjadi Jugunianfu"
"Kamu tahu Jugunianfu ?"
Halimah bertanya kepada cucunya, Nani menggelengkan kepalanya.
"Jugunianfu adalah sekumpulan wanita penghibur yang digunakan untuk menghibur tentara Jepang. Istilahnya kami adalah para pelacur."
"Pelacur" Tanya Nani tersentak, lalu ia meneteskan airmata
*****
Halimah mengawali kisahnya menjadi seorang Jugun Ianfu kepada cucu kesayangannya, ia lalu meneteskan airmata
"Mereka lebih kejam dari penjajahan Belanda, sangat kejam. Mereka tidak pernah memperlakukan semena-mena terhadap wanita, kecuali mereka hanya perbudak, tapi Penjajahan Jepang mereka terlalu menguasai nafsu mereka, Mereka melakukan perbudakan bahkan terhadap anak kecil sekalipun. Mereka juga sering melakukan pembunuhan massal bahkan terhadap penduduk yang tak berdosa sekalipun.
Semula aku merasa bahagia ketika Jepang datang, sebab mereka menjanjikan kemerdekaan, Dan aku amat senang mendengar hal itu, Pada suatu hari seorang tentara Jepang datang ke rumah kami.
Dia berjanji kepadaku akan menyekolahkanku keluar Negeri, hatiku menjadi gembira. Akhirnya aku berpamitan kepada kedua orang tuaku. Mereka menyetujuinya Ternyata aku tidak sendirian, banyak teman-teman sebayaku yang pergi bersamaku. aku masih ingat ada Hamidah, Nurlela, Fatimah. Fatimah amat berbeda denganku, dia dijanjikan menjadi seorang pemain drama di Jepang, Nurlela dijanjikan menjadi seorang penulis di Jepang, sedangkan Hamidah di pungut dari Jalanan ia tidak memiliki keluarga.
Kami diantar dengan menggunakan sebuah truk besar, dan kami di tempatkan disebuah rumah bergaya Jepang. Kami lalu di tempatkan di lantai atas, Jujur kuakui kala itu hatiku merasa ada yang tidak beres dengan rumah ini. Sebab aku melihat banyak sekali tindakan yang tak sesuai dengan norma dan menjijikan"
*****
"Sebulan telah berlalu, kami tidak mendapatkan apa yang mereka janjikan, sebaliknya kami hanya mendapatkan perlakuan yang tidak aku sukai, kami terpaksa melacur, memuaskan nafsu bejat mereka.
Mungkin sudah ratusan kali aku mendapatkan perlakuan kasar dari tamuku, aku sering dipukuli karena aku menolak. Pokoknya saat itu adalah masa kelam dalam hidupku. Jujur aku takut menderita seperti Fatimah, ia meninggal karena penyakit yang misterius"
Halimah tidak melanjutkan cerita karena ia sudah mengantuk lalu ia tertidur.
Nani mengusap air mata neneknya, ia juga tidak menahan kesedihan didalam dada. Ia marah, namun ia tidak tahu akan melampiaskan kepada siapa. Ia Lalu meninggalkan rumah sakit Antonius.
*****
Keesokan harinya tepat di jam yang sama Nani tiba di rumah sakit, ia penasaran karena ingin mengetahui kelanjutan cerita kemarin. Kali ini ia datang bersama Ayahnya.
Halimah lalu membuka tabir gelap yang telah lama ia derita di masa yang lalu
"Pada suatu hari datang seorang tamuku, Dia bernama Hidetoshi Hata, Dia amat berbeda dengan lainnya. Dia tidak mau melayani nafsu bejat kepada siapapun. Dia bisa berbahasa Indonesia. Orangnya berkacamata, berambut belah tengah.
Dia bertanya kepadaku "Siapa namamu"
"Halimah" Jawabku singkat
"Berapa usiamu"
"Tujuh Belas"
"Oh, masih muda sekali. Keterlaluan mereka" lalu dia berbicara dalam bahasa Jepang
"Gadis seusiamu tidak pantas bekerja di tempat seperti ini" katanya lagi
"Besok saya akan mengajarkanmu berbagai hal, menjadi seorang gadis Jepang, termasuk budaya kami"
Dia menepati janjinya kepadaku, dia memintaku untuk tinggal dirumahnya, dia mengeluarkanku dari rumah pelacuranku. Dia membeliku dengan harga yang cukup mahal. Dia mengajariku banyak hal, dia menjadikanku seorang gadis Jepang yang terhormat, yang jelas aku bukanlah seorang Geisha. Ternyata Hide adalah seorang Tentara Jepang yang berpangkat tinggi. Bagiku dia amat berbeda dengan orang jepang lainnya, Selama aku bersamanya dia tidak pernah satu kali pun menyentuhku
Pada suatu hari Hide memintaku untuk kerumahku, dia ingin berkenalan dengan kedua orang tuaku, aku pun mengantarnya kerumahku."
*****
Namun bukanlah sambutan yang hangat kami dapatkan, Ayahku memarahiku dia tidak merestui hubungan kami berdua. Melainkan cacian makian. Ternyata Ayahku sudah menjodohkanku dengan Bejo, sejak kami kecil.
Jujur aku tidak menyukai Bejo karena dia adalah seorang pemabuk, penjudi, bahkan dia rela mengkhianati negaranya sendiri. Ketika perjuangan melawan Belanda. Perjuangan kami sering gagal, sebab dia selalu memberitahu cara gerilya perlawanan kami. Wajar saja aku tidak suka kepadanya.
Akhirnya aku pun melawan tindakan ayahku dan berakibat pengusiranku dari mereka. Aku sudah di cap pengkhianat oleh mereka. Kami pun tinggal di rumah Hide”
*****
"Siapa Hide bu" Tanya ayah Nani
"Dia adalah ayahmu sebenarnya Ton" Jawab Halimah singkat
Anton ayah Nani meneteskan air matanya
"Ton, kamu memiliki darah Jepang"
Halimah lalu melanjutkan ceritanya
"Tahun 1944, Hide ditugaskan di Mandor, atas permintaan dari pemerintahan Jepang, sebab pemerintahan kekaisaran Jepang merasa bahwa Di Kalimantan Barat banyak Pemberontakan. Aku pun ikut bersamanya, ternyata yang menjadi korban keganasan Mandor adalah Syarif Muhhamad Alqadrie (74) Pangeran Adipati (31) Pangeran Agung (26) , JE Patiasina (51), Ng Nyiap Sun (40), Lumban Pea (43).
Selain itu Banyak peristiwa-peristiwa yang tidak akan aku ceritakan disini, aku ngeri membayangkannya. Kala itu mungkin memotong kepala manusia seperti memotong pohon kelapa. Kekerasan dimana-mana.
Mungkin ketika itulah semangat patriotismeku di uji disisi lain aku diuji akan kesetiaan cintaku, namun disisi lain aku merasa bahwa aku adalah seorang pengkhianat bangsa. Beruntung Hide tidak memiliki sifat seperti yang lainnya dia sering membangkang atasannya, Sepertinya dia lebih cinta Indonesia daripada Negaranya sendiri."
****
Awal Januari 1945 Aku dan Hide memutuskan untuk menikah, dan kami tinggal Di Jepang Tepatnya di Nagasaki. sebab masa tugasnya sudah berakhir. Semula kehidupan kami baik-baik saja, dan tidak ada satu pun hal yang mengganggu kehidupan kami.
Namun kebahagiaan kami tidak pernah lama, cobaan seolah-olah menimpaku, sekitar bulan Agustus terjadilah peristiwa yang memilukan dan kehidupanku kembali menjadi pahit
Tepat tanggal 09 Agustus 1945. sebuah peristiwa Terjatuhnya Bom atom terjadi di kota kami Nagasaki, kala itu aku tengah hamil dua bulan. Beruntung janin yang berada diperutku selamat. Dia adalah kamu Anton.
Namun nyawa Hidetoshi suamiku melayang ia meninggal dunia akibat pertempuran itu. Oh Tuhan"
Nani mengusap air mata Halimah
"Kalian tahu apa yang terjadi di Jepang, apa yang terjadi di Nagasaki, semuanya hancur, kelaparan dimana-mana tidak ada makanan lain yang dapat kami nikmati kecuali mie instant. Aku juga mendengar kabar bahwa Indonesia sudah merdeka. Tapi bagiku Kali ini ujian kembali didalam hidupku
Disisi lain aku senang karena negaraku merdeka, disisi lain aku sedih karena keadaan di sekelilingku. Setelah peristiwa Nagasaki aku menjadi seorang guru di sana. Hingga pada tahun 1955 aku kembali ke Indonesia tepatnya di Jakarta. Aku membawa Anton yang kala itu berusia 10 tahun.
Dan disinilah aku bertemu dengan Ahmad, dia adalah ayah tirimu Anton, dia baik kepadamu. Dari dia aku memiliki seorang anak lagi yang bernama Andri. Tahun 1957 kami kembali Ke Pontianak.
Aku bersyukur bahwa nasibku masih beruntung, sebab masih banyak lagi mantan Jugun Ianfu yang tidak di ketahui nasibnya. Karena pemerintahan Orde Baru menghilangkan jejaknya. Mengasingkan mereka"
Nani mengambilkan Halimah segelas air putih, karena sekarang adalah saat bagi Halimah untuk makan.
Halimah berpesan kepada Nani untuk mengenang para pejuang yang berada di Makam Mandor, dan juga mengingat para Jugun Ianfu.
Tak ada satu pun orang yang ingin di takdirkan menjadi Jugun Ianfu, namun keadaanlah yang memaksanya berbuat demikian.
*******
Cerita yang terdapat di cerpen ini adalah Fiktif, Termasuk seluruh karakter yang ada. Namun Makam Mandor, Peristiwa Mandor Berdarah pernah terjadi di tahun 1943-1944. Dan peristiwa Mandor Berdarah adalah fakta.
Cerpen ini pernah masuk ke kompilasi buku kumpulan cerpen dari Leutika Publisher
14 Maret 2010 pukul 18:59
Waktu sudah menunjukkan pukul sembilan pagi, Jam Besuk di Rumah sakit Antonius Pontianak Kalimantan Barat masih dibuka Hingga pukul Sebelas.
Disebuah kamar lantai Dua tepatnya di ruang UGD terdapatlah seorang nenek renta yang sudah tak mampu untuk berjalan, mungkin detik-detik ajalnya sudah semakin mendekat. Ia didampingi seorang cucunya yang setia mendampinginya semenjak kemarin.
Halimah nama wanita itu, usianya sudah renta, mungkin sekitar tujuh puluh tahun. Bicaranya hanya sepatah-patah, nafasnya mungkin sudah tersengal-sengal. Suaminya telah lama tiada., ia memiliki tiga orang anak dua orang putra satu orang putri, semuanya telah berkeluarga dan tinggal bersama suami atau istri mereka. Mereka semua tinggal di Jakarta, dia hanya satu orang cucu yang tinggal satu rumah bersamanya.
Nama cucunya adalah nani. Dia saat ini berstatus sebagai mahasiswa di sebuah perguruan tinggi di kota Pontianak. Nani telah menghubungi orang tuanya dan dia akan tiba ke Pontianak Malam nanti.
*****
Nani duduk di samping Halimah neneknya yang sedang terbaring. Perasaannya amat sedih, karena ia amat menyayangi neneknya itu.
Tiba-tiba Sang Nenek meminta nani untuk mendekat kepadanya, ia ingin menceritakan sesuatu kepada cucunya itu Sebuah cerita yang cukup lama. Matanya menerawang, ia berusaha mengingat sebuah peristiwa puluhan tahun yang lalu ketika ia masih muda.
“Dahulu aku adalah seorang anak petani, dan hidup kami amat bahagia meskipun dahulu tidak secanggih sekarang. Namun aku bersyukur akan apa yang terjadi” katanya mengawali kisah
"Hingga suatu saat Jepang hadir dengan iming-iming mereka Tiga A. Namun bagiku itu hanyalah bualan belaka. Sebab mereka sama saja dengan Belanda. Rakus dan ingin menghabiskan kekayaan rakyat. Peristiwa itu terjadi di tahun 1942. Usiaku masih 17 tahun.
Semula kami mengira mereka akan memerdekakan kami, sebab ketika mereka datang para kompeni Belanda menyerah, mereka pergi meninggalkan kota kita. Namun apa yang kami harapkan menjadi sia-sia, semuanya tidak terbukti benar.
Banyak teman-teman seumuranku terpaksa menjadi Jugunianfu"
"Kamu tahu Jugunianfu ?"
Halimah bertanya kepada cucunya, Nani menggelengkan kepalanya.
"Jugunianfu adalah sekumpulan wanita penghibur yang digunakan untuk menghibur tentara Jepang. Istilahnya kami adalah para pelacur."
"Pelacur" Tanya Nani tersentak, lalu ia meneteskan airmata
*****
Halimah mengawali kisahnya menjadi seorang Jugun Ianfu kepada cucu kesayangannya, ia lalu meneteskan airmata
"Mereka lebih kejam dari penjajahan Belanda, sangat kejam. Mereka tidak pernah memperlakukan semena-mena terhadap wanita, kecuali mereka hanya perbudak, tapi Penjajahan Jepang mereka terlalu menguasai nafsu mereka, Mereka melakukan perbudakan bahkan terhadap anak kecil sekalipun. Mereka juga sering melakukan pembunuhan massal bahkan terhadap penduduk yang tak berdosa sekalipun.
Semula aku merasa bahagia ketika Jepang datang, sebab mereka menjanjikan kemerdekaan, Dan aku amat senang mendengar hal itu, Pada suatu hari seorang tentara Jepang datang ke rumah kami.
Dia berjanji kepadaku akan menyekolahkanku keluar Negeri, hatiku menjadi gembira. Akhirnya aku berpamitan kepada kedua orang tuaku. Mereka menyetujuinya Ternyata aku tidak sendirian, banyak teman-teman sebayaku yang pergi bersamaku. aku masih ingat ada Hamidah, Nurlela, Fatimah. Fatimah amat berbeda denganku, dia dijanjikan menjadi seorang pemain drama di Jepang, Nurlela dijanjikan menjadi seorang penulis di Jepang, sedangkan Hamidah di pungut dari Jalanan ia tidak memiliki keluarga.
Kami diantar dengan menggunakan sebuah truk besar, dan kami di tempatkan disebuah rumah bergaya Jepang. Kami lalu di tempatkan di lantai atas, Jujur kuakui kala itu hatiku merasa ada yang tidak beres dengan rumah ini. Sebab aku melihat banyak sekali tindakan yang tak sesuai dengan norma dan menjijikan"
*****
"Sebulan telah berlalu, kami tidak mendapatkan apa yang mereka janjikan, sebaliknya kami hanya mendapatkan perlakuan yang tidak aku sukai, kami terpaksa melacur, memuaskan nafsu bejat mereka.
Mungkin sudah ratusan kali aku mendapatkan perlakuan kasar dari tamuku, aku sering dipukuli karena aku menolak. Pokoknya saat itu adalah masa kelam dalam hidupku. Jujur aku takut menderita seperti Fatimah, ia meninggal karena penyakit yang misterius"
Halimah tidak melanjutkan cerita karena ia sudah mengantuk lalu ia tertidur.
Nani mengusap air mata neneknya, ia juga tidak menahan kesedihan didalam dada. Ia marah, namun ia tidak tahu akan melampiaskan kepada siapa. Ia Lalu meninggalkan rumah sakit Antonius.
*****
Keesokan harinya tepat di jam yang sama Nani tiba di rumah sakit, ia penasaran karena ingin mengetahui kelanjutan cerita kemarin. Kali ini ia datang bersama Ayahnya.
Halimah lalu membuka tabir gelap yang telah lama ia derita di masa yang lalu
"Pada suatu hari datang seorang tamuku, Dia bernama Hidetoshi Hata, Dia amat berbeda dengan lainnya. Dia tidak mau melayani nafsu bejat kepada siapapun. Dia bisa berbahasa Indonesia. Orangnya berkacamata, berambut belah tengah.
Dia bertanya kepadaku "Siapa namamu"
"Halimah" Jawabku singkat
"Berapa usiamu"
"Tujuh Belas"
"Oh, masih muda sekali. Keterlaluan mereka" lalu dia berbicara dalam bahasa Jepang
"Gadis seusiamu tidak pantas bekerja di tempat seperti ini" katanya lagi
"Besok saya akan mengajarkanmu berbagai hal, menjadi seorang gadis Jepang, termasuk budaya kami"
Dia menepati janjinya kepadaku, dia memintaku untuk tinggal dirumahnya, dia mengeluarkanku dari rumah pelacuranku. Dia membeliku dengan harga yang cukup mahal. Dia mengajariku banyak hal, dia menjadikanku seorang gadis Jepang yang terhormat, yang jelas aku bukanlah seorang Geisha. Ternyata Hide adalah seorang Tentara Jepang yang berpangkat tinggi. Bagiku dia amat berbeda dengan orang jepang lainnya, Selama aku bersamanya dia tidak pernah satu kali pun menyentuhku
Pada suatu hari Hide memintaku untuk kerumahku, dia ingin berkenalan dengan kedua orang tuaku, aku pun mengantarnya kerumahku."
*****
Namun bukanlah sambutan yang hangat kami dapatkan, Ayahku memarahiku dia tidak merestui hubungan kami berdua. Melainkan cacian makian. Ternyata Ayahku sudah menjodohkanku dengan Bejo, sejak kami kecil.
Jujur aku tidak menyukai Bejo karena dia adalah seorang pemabuk, penjudi, bahkan dia rela mengkhianati negaranya sendiri. Ketika perjuangan melawan Belanda. Perjuangan kami sering gagal, sebab dia selalu memberitahu cara gerilya perlawanan kami. Wajar saja aku tidak suka kepadanya.
Akhirnya aku pun melawan tindakan ayahku dan berakibat pengusiranku dari mereka. Aku sudah di cap pengkhianat oleh mereka. Kami pun tinggal di rumah Hide”
*****
"Siapa Hide bu" Tanya ayah Nani
"Dia adalah ayahmu sebenarnya Ton" Jawab Halimah singkat
Anton ayah Nani meneteskan air matanya
"Ton, kamu memiliki darah Jepang"
Halimah lalu melanjutkan ceritanya
"Tahun 1944, Hide ditugaskan di Mandor, atas permintaan dari pemerintahan Jepang, sebab pemerintahan kekaisaran Jepang merasa bahwa Di Kalimantan Barat banyak Pemberontakan. Aku pun ikut bersamanya, ternyata yang menjadi korban keganasan Mandor adalah Syarif Muhhamad Alqadrie (74) Pangeran Adipati (31) Pangeran Agung (26) , JE Patiasina (51), Ng Nyiap Sun (40), Lumban Pea (43).
Selain itu Banyak peristiwa-peristiwa yang tidak akan aku ceritakan disini, aku ngeri membayangkannya. Kala itu mungkin memotong kepala manusia seperti memotong pohon kelapa. Kekerasan dimana-mana.
Mungkin ketika itulah semangat patriotismeku di uji disisi lain aku diuji akan kesetiaan cintaku, namun disisi lain aku merasa bahwa aku adalah seorang pengkhianat bangsa. Beruntung Hide tidak memiliki sifat seperti yang lainnya dia sering membangkang atasannya, Sepertinya dia lebih cinta Indonesia daripada Negaranya sendiri."
****
Awal Januari 1945 Aku dan Hide memutuskan untuk menikah, dan kami tinggal Di Jepang Tepatnya di Nagasaki. sebab masa tugasnya sudah berakhir. Semula kehidupan kami baik-baik saja, dan tidak ada satu pun hal yang mengganggu kehidupan kami.
Namun kebahagiaan kami tidak pernah lama, cobaan seolah-olah menimpaku, sekitar bulan Agustus terjadilah peristiwa yang memilukan dan kehidupanku kembali menjadi pahit
Tepat tanggal 09 Agustus 1945. sebuah peristiwa Terjatuhnya Bom atom terjadi di kota kami Nagasaki, kala itu aku tengah hamil dua bulan. Beruntung janin yang berada diperutku selamat. Dia adalah kamu Anton.
Namun nyawa Hidetoshi suamiku melayang ia meninggal dunia akibat pertempuran itu. Oh Tuhan"
Nani mengusap air mata Halimah
"Kalian tahu apa yang terjadi di Jepang, apa yang terjadi di Nagasaki, semuanya hancur, kelaparan dimana-mana tidak ada makanan lain yang dapat kami nikmati kecuali mie instant. Aku juga mendengar kabar bahwa Indonesia sudah merdeka. Tapi bagiku Kali ini ujian kembali didalam hidupku
Disisi lain aku senang karena negaraku merdeka, disisi lain aku sedih karena keadaan di sekelilingku. Setelah peristiwa Nagasaki aku menjadi seorang guru di sana. Hingga pada tahun 1955 aku kembali ke Indonesia tepatnya di Jakarta. Aku membawa Anton yang kala itu berusia 10 tahun.
Dan disinilah aku bertemu dengan Ahmad, dia adalah ayah tirimu Anton, dia baik kepadamu. Dari dia aku memiliki seorang anak lagi yang bernama Andri. Tahun 1957 kami kembali Ke Pontianak.
Aku bersyukur bahwa nasibku masih beruntung, sebab masih banyak lagi mantan Jugun Ianfu yang tidak di ketahui nasibnya. Karena pemerintahan Orde Baru menghilangkan jejaknya. Mengasingkan mereka"
Nani mengambilkan Halimah segelas air putih, karena sekarang adalah saat bagi Halimah untuk makan.
Halimah berpesan kepada Nani untuk mengenang para pejuang yang berada di Makam Mandor, dan juga mengingat para Jugun Ianfu.
Tak ada satu pun orang yang ingin di takdirkan menjadi Jugun Ianfu, namun keadaanlah yang memaksanya berbuat demikian.
*******
Cerita yang terdapat di cerpen ini adalah Fiktif, Termasuk seluruh karakter yang ada. Namun Makam Mandor, Peristiwa Mandor Berdarah pernah terjadi di tahun 1943-1944. Dan peristiwa Mandor Berdarah adalah fakta.
Cerpen ini pernah masuk ke kompilasi buku kumpulan cerpen dari Leutika Publisher
Langganan:
Postingan (Atom)